Hello…
Kali ini aku sedikit mau cerita si tentang bagaimana menjalani kehidupan
menjadi anak ke-2. Tapi tujuan untuk menulis ini bukan hanya sekedar mencari
perhatian tapi juga ingin mensharing bagaimana pengalaman yang aku hadapi. Oke
lets start…
Di dalam sebuah kehidupan pastilah
seorang orang tua bangga dengan hadirnya seorang anak yang dititipkan Tuhan
kepadanya, Anak merupakan sebuah anugerah yang sangat indah yang didapatkan
para orang tua diseluruh dunia ini. Di cerita ini mungkin terdapat banyak
kesalahan dan pemahaman yang berbeda karena cerita ini didasari oleh “ perasaan”. Oke langsung saja tanpa basa-basi yaa..
Aku
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Aku memiliki seorang kakak laki-laki
dan adik perempuan. Kehidupanku masa kecilku sama seperti anak lainnya, bermain
bersama teman lalu tertawa bersama, bercerita, menangis, kenakalan seorang anak
dan lainnya. Untuk mengingat masa kecilku sebenarnya agak sedikit terlupa
karena aku mempunyai banyak pengalaman. Aku ini merupakan seorang anak yang
memiliki masalah pada daya ingat, namun daya ingatku ini bukanlah hal yang luar
biasa yang patut dibanggakan sehingga aku tidak sombong haha.. daya ingat ku
ini sedikit berguna karena aku dapat mengingat kejadian dimasa lalu dimana aku
kecil sekitar usia 3-4 tahun. Namun aku sedikit kecewa dengan memori ku ini karena hal yang aku
ingat bukanlah hal manis yang dapat aku ceritakan dan membuat bahagia. Yaa aku
lebih sering mengingat hal yang buruk yang terjadi padaku saat aku masih kecil,
dimana aku dimarahi orang tuaku, dibully dengan temanku hingga hal lainnya. Aku
ingat betul bagaimana kejadian buruk yang menimpa diriku pada masa kecil
entahlah hal tersebut sangatlah aneh, aku sudah mencoba untuk melupakan segala
hal buruk yang terjadi ketika masa kecil namun hal tersebut justru makin
memburuk. Sekitar usia 3-4 tahun tersebut aku belum memiliki adik. Aku ini
merupakan tipe orang yang pendiam dan cuek, mungkin justru banyak yang
beranggapan aku ini orang yang tidak peduli J padahal dalam
kenyataannya tidak.
Menjadi
anak ke-2, sebenarnya anak diposisi ini banyak yang bilang “enak” dan ada yang
bilang “tidak”. Ya kedua hal tersebut memang berbeda namun pasti banyak yang
merasakannya. Menjadi anak kedua itu hal yang tidak mudah dimana harus
memposisikan dirinya menjadi penengah antara sang kakak dan sang adik. Dalam suatu
hal anak kedua ini terkadang menjadi serba salah dalam mengambil segala
keputusan karena harus adil dengan saudara lainnya, yaa hal itulah yang sering
terjadi kepadaku. Dimana aku harus mengalah dengan adikku dan harus menghormati
juga kakakku. Terkadang aku ingin berganti posisi dengan mereka agar aku tidak
merasa bingung dengan hal ini. Aku merasa menjadi anak kedua kurang mendapat
perhatian, entahlah mungkin ini hanya perasaan iri saja atau lainnya, aku
merasa kedua orang tuaku kurang memperhatikan diriku, mereka lebih focus dengan
kakak atau adikku saja. Aku tipe orang yang pendiam namun ingin diperhatikan,
jadi saat aku butuh perhatian dan butuh orang yang ingin diajak bercerita aku
tidak mendapatkan hal itu. Sikap orang tua menentukan bagaimana sifat si anak,
ya ini benar. Karena aku kurang mendapat perhatian aku menjadi anak yang
seperti ini, pendiam yang tak tau ingin berbagi cerita kepada siapa karena tak
ada yang mengerti bagaimana perasaanku. Aku orang yang memendam amarah dan
kekecewaan dengan sendirinya, aku tak ingin orang tau ketika aku sedang
bersedih atau marah namun hal tersebut membuat diriku sakit. Aku lebih suka
mengekspresikan diriku seorang diri baik ketika itu sedang marah atau sedih.
Menjadi
anak kedua ya harus diterima J karena memang sudah ditakdirkan oleh
Tuhan seperti ini. Hal yang membuatku sedih adalah ketika orang tuaku
membanggakan kakakku dan memanjakan adikku, aku si orang tengah mendapat apa? Haha.
Hal tersebutlah yang membuat diriku kecewa dengan segala hal, kenapa semua ini
terjadi kepadaku? Aku selalu bertanya akan hal itu? Apakah Tuhan selalu adil? Kenapa
Tuhan menciptakan ku seperti ini?. Pada suatu ketika aku berada dititik
kekecewaan terberat dalam hidupku, aku marah dan kecewa dengan Tuhan kenapa
semua ini hanya terjadi padaku? Kenapa aku harus dilahirkan bila semuanya
membuatku sakit dan sedih. Pada saat itu aku menangis dan sangat kecewa sekali,
dan bisa dibilang aku mengalami depresi yang berat. Tapi pada saat seperti itu
dunia seaakan bisu, tak ada yang mengerti bagaimana perasaanku saat itu! Terutama
keluargaku yang paling dekat denganku. Aku tak mengerti kenapa hal ini terjadi
padaku ketika aku masih kecil (8-10 tahun) yang dimana seharusnya aku menerima
sebuah hal manis dan indah L. Aku selalu bertanya kepada Tuhan.
“Ya Tuhan, dimanakah
keadilanmu untukku? Aku ingin hidup seperti anak lain yang bahagia tanpa
memikirkan hal yang menyedihkan ini. Apakah kau sungguh menempatkanku pada
keluarga yang tepat? Namun mengapa hal ini membuat ku sedih dan tak tau harus
berbuat apa. Aku ingin bahagia sama seperti anak lainnya dengan keluarganya.”
Mungkin
cerita ini akan berlanjut… karena suatu hal aku harus memberhentikan cerita ini
dulu sesaatJ
See you…
ditunggu comentnya :)









